“Satgas ini untuk menyisir kebutuhan dan laporan kejadian di lapangan dengan kegiatan pemulihan korban,” kata Kepala Seksi Pemulihan Sarana dan Prasarana, Nurturyanto, dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Maret 2021.
Nurturyanto menyebut tim itu terdiri dari BNPT, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. LPSK berperan memberi semangat serta dukungan bagi para korban hingga keluarga.
“Seluruh proses pemulihan medis hingga psikologis akan menjadi tanggung jawab negara,” tegas dia.
Nurturyanto memastikan seluruh hak korban dijamin pemerintah, bahkan setelah mereka pulih. Salah satunya, program pendampingan kewirausahaan bagi korban dan warga terdampak.
“BNPT juga akan membantu memulihkan sarana dan prasarana di sekitar lokasi kejadian yang terdampak akibat bom tersebut,” papar Nurturyanto.
Baca: 94 Tersangka Teroris Ditangkap Sejak Januari 2021
Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, diserang bom bunuh diri pada Minggu, 28 Maret 2021. Aksi itu membuat 20 orang mengalami luka berat dan ringan. Korban dievakuasi ke sejumlah rumah sakit, seperti Rumah Sakit Bhayangkara, RS Pelamonia, dan RS Akademis.
Polisi menyebut pelaku bom bunuh diri merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terlibat dalam serangan Gereja di Jolo Filipina pada 2018. Tim Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris jaringan tersebut selang 2x24 jam.
(SUR)