"Pada Februari 2021, sebanyak 72,6 responden menyatakan pendapatan rumah tangganya turun," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam telekonferensi di Jakarta, Minggu, 21 Februari 2021.
Penurunan ekonomi masyarakat selalu menjadi mayoritas dalam empat kali survei Indikator Politik Indonesia. Tercatat, responden yang menyatakan ekonominya turun ada pada Mei 2020 dengan persentase 86,1 persen, Juli 2020 sebanyak 75,7 persen, dan September 2020 sebanyak 66,6 persen.
Lalu, 23,4 persen responden pada Februari 2021 menyatakan ekonominya tetap selama pandemi. Responden yang menyatakan ekonominya tetap juga berubah-ubah dalam empat kali survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
Tercatat, responden yang menyatakan ekonominya tetap ada pada Mei 2020 dengan angka 12,7 persen, Juli 2020 sebanyak 20,1 persen, dan September 2020 sebanyak 31,4 persen.
Baca: Angka Pengangguran di Bandarlampung Naik 1,64%
"Hanya 2,4 persen responden yang menyatakan ekonominya naik pada periode survei Februari 2021," ujar Burhan.
Responden yang menyatakan ekonominya naik selama pandemi selalu menjadi yang paling sedikit. Tercatat, dalam empat kali survei yang menyatakan ekonominya naik ada pada Mei 2020 dengan persentase 0,5 persen, Juli 2020 sebanyak 1,6 persen, dan September 2020 sebanyak 1,2 persen.
Indikator Politik Indonesia membuat jajak pendapat ini dengan mewawancarai 1.200 responden yang dipilih secara acak dan tersebar di seluruh Indonesia. Survei ini dilakukan pada 1 Februari sampai 3 Februari 2021. Survei ini menggunakan metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(ADN)