"Kami menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan potensi hidrometeorologi," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keteranga tertulis, Sabtu, 23 Januari 2021.
Deputi bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan tinggi gelombang yang masuk kategori moderat terjadi di Laut Natuna utara, perairan utara Kepulauan Anambas - Kepulauan Natuna, perairan utara Sabang, dan perairan barat Pulau Simeulue - Kepulauan Mentawai. Kondisi serupa juga terjadi di perairan Bengkulu hingga barat Lampung, perairan selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Sunda bagian barat dan selatan, serta Selat Bali - Lombok - Alas.
Kemudian, selatan perairan Pulau Sawu - Kupang - Pulau Rote, Laut Sawu, perairan Flores, Selat Makassar bagian selatan dan tengah, perairan barat Sulawesi selatan, perairan Kepulauan Selayar - Kepulauan Sabalana, Laut Flores, dan Laut Banda. Termasuk perairan Kepulauan Letti - Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Laut Sulawesi bagian timur dan tengah, dan perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud.
Selanjutnya, Laut Maluku, perairan utara dan timur Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua barat hingga Papua, hingga Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Gelombang tinggi juga diprediksi terkadi di perairan selatan Kaimana, perairan Amamapre - Agats bagian barat, dan perairan barat Pulau Yos Sudarso. Sementara itu, gelombang 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Pulau Sumba.
Baca: Waspada! Hujan Ekstrem Berpotensi Terjadi 3 Hari ke Depan
Cuaca ekstrem ini juga berdampak munculnya awan cumulonimbus yang dapat membahayakan penerbangan. Kondisi ini diprediksi terjadi selama tujuh hari ke depan dari 23-28 Januari 2021.
Awan cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen diprediksi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Papua.
Kondisi ini juga terjadi di wilayah perairan mulai dari Samudra Hindia barat, Bengkulu hingga Jawa Tengah, Perairan Utara Jawa Tengah, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Makasar, dam Laut Sulawesi. Fenomena serupa juga berpotensi terjadi di perairan selatan Bali hingga NTT dan Samudra Hindia selatan Bali-NTT, Laut Arafuru, serta Samudra Pasifik utara Papua.
Sedangkan awan cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen selama tujuh hari ke depan diprediksi terjadi di Samudera Hindia utara Australia Barat. "Sektor transportasi agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini. Demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," terang Dwikorita.
(SUR)