Salah satunya, Dedi, pedagang kelapa parut yang menggelar dagangan di bahu jalan. Dia berinisiatif menggelar dagangannya di luar area luar pasar karena belum mendapatkan kios sementara dari pengelola.
"Kalau kita pedagang maunya (tempat penampungan sementara) dibangun di area pasar ini saja. Kalau dipindahkan kami tidak setuju," ujar Dedi di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat, 25 September 2020.
Dedi mengaku merugi cukup besar akibat kebakaran yang menghanguskan kiosnya pada Kamis, 24 September 2020. Total ada 500 biji kelapa, mesin pencacah kelapa, dan uang hasil penjualan yang tak bisa diselamatkan dari amukan api.
"Kerugian lebih dari Rp6 juta dan uang hasil penjualan tidak dapat terselamatkan," kata dia.