"Perlu segera mempercepat penyelesain pembangunan ITF (intermediate treatment facility) di beberapa titik wilayah DKI Jakarta, termasuk di Bantargebang," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria melalui keterangan tertulis, Minggu, 26 Juli 2020.
Riza memastikan pengurangan anggaran karena penanganan wabah virus korona (covid-19) tidak berpengaruh dalam pengadaan terobosan baru pengelolaan sampah. Solusi agar program pengelolaan sampah berjalan baik tetap diutamakan.
Beberapa terobosan dalam pengelolaan sampah sejatinya telah dilakukan. Pada 2018, Pemprov DKI Jakarta bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Teknologi itu mampu menghasilkan listrik hingga 700 kW/jam dengan kapasitas sampah 100 ton/hari. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menjalankan pengerjaan tahap awal.
Selain itu, ada teknologi instalasi pengelohan air sampah (IPAS) hingga 470 m3/hari, pengelolaan gas landfill untuk menghasilkan energi listrik 3 MW, hingga pengomposan. Riza berharap pengelolaan sampah ini dapat terus dioptimalkan.
Baca: DKI Siapkan Rp300 Miliar untuk Kompensasi 'Bau' Bantargebang
"Kita ingin manfaatkan sampah ini untuk kepentingan humus conblock, campuran aspal, termasuk energi listrik," jelas politikus Partai Gerindra itu.
TPST Bantargebang menerima 7.702,06 ton sampah dari Jakarta per hari. Sampah dari permukiman mencapai 6.571 ton/hari (85,3 persen), pasar 5.931 ton (7,7 persen), kawasan mandiri 260,48 ton (3,4 persen), dan badan air serta Kepulauan Seribu 279,15 ton (3,6 persen). Jumlah sampah yang berhasil diolah tak sebanding dengan sampah yang diterima per hari.
(OGI)