"Ketika (kasus) turun, ada long weekend yang kita laksanakan, konsekuensinya sekarang kita mulai menyaksikan kenaikan (kasus) lagi," kata Anies dalam webinar yang diselenggarakan DPMPTSP DKI Jakarta, Selasa, 24 November 2020.
Anies mengatakan peningkatan kasus penularan covid-19 juga berbanding lurus dengan banyaknya kegiatan masyarakat di luar rumah. Mobilitas penduduk dianggap Anies salah satu faktor naiknya kasus aktif covid-19 di Jakarta.
"Makin tinggi warga berada di luar rumah, makin tinggi peningkatan kasus covid-19," katanya.
Anies menilai kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan menurun. Menurutnya, dalam grafik, kasus aktif tertinggi terjadi pada September lalu dan mulai menurun pada Oktober dan awal November.
Baca: 38 Warga Petamburan Positif Covid-19
Namun, kasus aktif covid-19 kembali meningkat beberapa hari terakhir, yang semula berada di bawah garis grafik 8.000 kasus aktif, kini kembali sejajar pada angka 8.000 kasus aktif.
"Jadi terlihat ada korelasi antara pengetatan kolektif dengan pertumbuhan laju angka kasus aktif di Jakarta," ucap Anies.
Dari grafik yang dipaparkan Anies pada September lalu, kasus aktif covid-19 sempat di atas angka sebanyak 12.000 pasien. Karenanya saat itu Anies memutuskan untuk menarik rem darurat dan memperketat PSBB transisi.
"Lompatan itu terjadi di bulan September, di sinilah kami kemudian terpaksa melakukan emergency brake," katanya.
Anies mengatakan sebanyak 49 persen kasus aktif merupakan pasien covid-19 yang tertular dalam kurun waktu 12 hari pertama September. Begitu juga 25 persen angka covid-19 secara keseluruhan di Jakarta disumbang dari 12 hari pertama pada September.
(JMS)