Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, menyebut jenis senjata yang dibawa ZA tengah ditelaah. Salah satu fokus, yakni soal dugaan keanggotaan ZA di Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin).
"Kami berkoordinasi dengan Perbakin tentang KTA (kartu yanda anggota) tersebut dan bagaimana klub menembak tersebut," kata Rusdi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 1 April 2021.
Baca: Pengamat: Kelompok Teroris Eksis karena Kepekaan Publik Kendur
Densus 88 juga memeriksa map kuning yang dibawa Zakiah. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan map kuning itu berisikan amplop dengan kata-kata tertentu.
"Tulisan masih diteliti dan didalami," ujar Rusdi.
Kepolisian, kata Rusdi, juga mendalami informasi soal Zakiah dikeluarkan atau drop out (DO) dari kampusnya di semester lima. Pendalaman untuk mengetahui dugaan keterkaitan penyebab Zakian dikeluarkan dari kampus dengan aksi penyerangan Mabes Polri.
Di sisi lain, Rusdi memastikan tidak ada personel Polri yang terluka. ZA diketahui sempat menodongkan senjata ke petugas keamanan.
Baku tembak terjadi di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan. Suara tembakan mulai terdengar sekitar pukul 16.30 WIB pada Rabu, 31 Maret 2021.
Awalnya, dua tembakan terdengar dari dalam Gedung Bareskrim. Kemudian, suara lain yang diduga tembakan susulan muncul.
ZA tewas didor. Dia terpapar ideologi radikal kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pelaku sempat mengunggah bendera ISIS sebelum menyerang Mabes Polri.
(OGI)