"Kemudian kalau ke Suriah berapa biaya? Yang bersangkutan menyampaikan sekitar Rp300 juta," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 28 Desember 2020.
Argo menyebut teroris muda dilatih terlebih dahulu selama enam bulan sebelum diberangkatkan. Pelatihan mulai dari bela diri tangan kosong, memakai pisau, pedang, samurai, merakit bom, hingga penyergapan.
Perekrutan generasi muda JI dilakukan sejak 2011. Sudah ada tujuh angkatan dengan total 96 murid. Namun, tidak semua teroris muda itu berangkat ke Suriah.
Baca: Jemaah Islamiyah Latih Teroris Muda di 12 Titik Wilayah Jateng
"Dari 96 ini yang berangkat ke Suriah itu ada 66 orang, karena sudah ada beberapa yang kita lakukan penangkapan. Sehingga jumlahnya juga berkurang yang berangkat ke Suriah itu," ungkap Argo.
Argo mengatakan JI juga memiliki pengeluaran per bulan. Seperti untuk membayar pelatih, makan selama pelatihan, dan membeli obat-obatan.
"Tentunya kemarin kami sudah menanyakan kepada pelatih tersangka Karso ini bahwa setiap bulan itu mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta," kata dia.
Argo menyebut tim telah menelusuri sumber dana JI. Yakni dana dari infak dan sumbangan 6.000 anggota aktif.
"Kalau diumpamakan misalnya satu orang itu dia mengirimkan Rp100 ribu dikali 6.000 sudah Rp600 juta," tutur Argo.
Karso ditangkap pada 2019. Dia berstatus narapidana dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.
Total ada 12 lokasi di wilayah Jawa Tengah sebagai tempat pelatihan teroris muda tersebut. Anak muda yang direkrut dan dilatih kemudian dikirim ke Suriah pada periode 2013 hingga 2018.
(ADN)