"Tempe yang ukuran 40 sentimeter naik Rp1.000 per biji juga. Dari harga sebelumnya Rp8.000 per biji menjadi Rp9.000 per biji," kata salah satu penjual tempe di Pasar Harjodaksino, Surati, di Solo, Selasa, 5 Januari 2021.
Baca: Demi Bertahan, Perajin Tempe di Malang Pilih Kecilkan Ukuran
Kenaikan harga tempe di pasar tersebut dipicu oleh kenaikan harga kedelai yang meroket hingga Rp9.000 per kilogram pada akhir Desember 2020. Sebelumnya hingga Bulan September 2020, harga kedelai impor masih standar berkisar Rp6.500-Rp7.000 per kilogram.
Harga kedelai tersebut kemudian secara perlahan naik mulai Bulan Oktober 2020 yaitu di angka Rp8.500 per kilogram. Puncak kenaikan harga terjadi pada awal Desember 2020 di mana harga kedelai impor berada di angka Rp9.500 per kilogram.
"Kemudian akhir Desember 2020, harganya Rp9.000 per kilogram. Itu masih berada dalam posisi naik dari harga normal yang sekitar Rp 6.500 per kilogram," jelas perajin Tahu Solo, Sariyanto.
Sariyanto mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga kedelai tersebut. Hanya saja harga kedelai naik biasanya disebabkan pasokan yang menurun atau kurs dollar yang naik.
Namun demikian dia bersama perajin tahu lainnya berusaha menyiasati kenaikan harga kedelai dengan menyusutkan ukuran tahu.
"Jika dinaikkan harga jual tidak mungkin karena di masa pandemi saja sudah turun produksinya sekitar 30 persen dari kondisi normal. Makanya kita menyusutkan ukuran tahu," ujarnya.
(DEN)