Longsornya tanggul utama itu dipicu kenaikan debit permukaan sungai hingga status siaga dua banjir. Masyarakat sepanjang bantaran sungai juga diminta waspada.
 
Dua rumah warga yang ambruk karena tanggul longsor itu milik Apnan, berupa bangunan rumah bagian dapur berukuran 9x6 meter dan dapur rumah milik Harun, yang berukuran 8x6 meter.
Kedua bangunan rumah milik warga Dusun Mranten, Desa Lebaksari RT 06/03 Kecamatan Baureno ini mengalami kerusakan.
"Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," kata Sekretaris BPBD Bojonegoro, Zaenul Ma' arif, Minggu petang.
Baca juga: Upah Minimum 2022 Sumatra Barat Rp2,5 Juta
Menurut dia, longsor yang mengakibatkan rusaknya dua bangunan rumah warga itu dipicu naiknya debit air sungai Bengawan solo sejak beberapa hari terakhir.
Kondisi tersebut mengakibatkan rumah milik Apnan yang terbuat dari kayu jati dengan ukuran 9x6 meter dan rumah milik Harun dengan ukuran 8x6 meter yang bagian belakangnya mengalami kerusakan dan ambruk tergerus air sungai Bengawan Solo.
Akibat longsoran pada Sabtu, 20 November 2021, kedua warga mengalami kerugian materiel sekitar Rp7 juta. Warga sepanjang bantaran sungai juga diminta tetap waspada mengingat permukaan sungai juga masih berstatus siaga banjir.
"Kami minta warga untuk tetap waspada. Karena bencana bisa terjadi setiap saat," imbaunya.
BPBD bersama masyarakat juga berencana melakukan kerja bakti bersama untuk membongkar dapur dua warga tersebut. Kedua korban juga masih menempati rumah di bagian depan yang masih berdiri.
Tim BPBD juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dan Kecamatan setempat untuk asesmen dan penanganan darurat terhadap longsoran. Sedangkan, kedua korban juga telah diberikan paket sembako oleh BPBD Bojonegoro.
(MEL)