"Jika dibandingkan 2019 dengan tahun ini diperiode yang sama itu turun. Tahun lalu ada 2.523 kasus sedangkan tahun ini ada 2.120 kasus atau turun 403 kasus," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Sumsel, Muyono, Rabu 4 Novembet 2020.
Muyono mengatakan penurunan kasus DBD di Sumsel terjadi beberapa faktor diantaranya perilaku masyarakat yang sudah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menerapkan gerakan 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur untuk mencegah DBD.
Selain itu, faktor pandemi covid-19 ini juga berpengaruh terhadap penurunan angka DBD.
"Bisa saja warga yang terkena DBD takut untuk datang ke rumah sakit atau puskesmas, tetapi itu tidak banyak," jelasnya.
Pihaknya mencatat kasus DBD tertinggi di Sumsel berasal dari Kota Palembang dengan 409 orang dan terendah Kabupaten Empat Lawang 19 orang.
Dengan rincian yakni Palembang 409 orang, Banyuasin 231 orang, Prabumulih 218 orang, Muara Enim 170 orang, Musi Banyuasin 160 orang, Lahat 151 orang, OKU Timur 151 orang, Lubuklinggau 134 orang, dan Ogan Ilir 92 orang.
Kemudian, Ogan Komering Ilir (OKI) 82 orang, Pagar Alam 79 orang, PALI 76 orang, Musi Rawas 63 orang, OKU Selatan 37 orang, Musi Rawas Utara 27 orang, OKU 21 orang, dan Empat Lawang 19 orang.
"Dinkes Sumsel telah mengeluarkan surat edaran ke Kabupaten dan Kota untuk gencar melakukan sosialisasi PHBS dan penanaganan DBD. Apalagi saat ini Sumsel mulai memasuki penghujan," katanya.
(ALB)