Lilin-lilin tersebut akan dinyalakan jemaat pada perayaan Imlek Senin malam. Proses ibadat akan dilakukan sekitar satu jam.
"Malam ini jemaat akan datang. Biasanya jam 22. Proses (ibadah) dimulai jam 23.00 sampai jam 24.00," kata Sekretaris Kelenteng Fuk Ling Miao, David Harlim ditemui Medcom.id.
Lilin-lilin tersebut dari keluarga jemaat. Baik yang ada di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta, termasuk ada dari Jakarta. David mengatakan, ada sekitar 200 jemaat di kelenteng tersebut.
"Karena pandemi jadi dibatasi untuk ibadat. Malam ini sekitar 25 orang. Sebelum pandemi biasanya sekitar 100 sampai 200 orang," ujarnya.
Baca: Kelenteng Boen Tek Bio Pastikan Prokes Selama Imlek
Persiapan perayaan Imlek di kelenteng tersebut sudah 100 persen. Sekitar 200 lampion sudah terpasang sejak sepakan lalu. Lampion ini dipasang dari halaman depan tempat ibadat, hingga sejumlah sudut kelenteng.

Kelenteng Fuk Ling Miao atau Kelenteng Gondomanan di Jalan Brigjen Katamso Nomor 3 Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, jelang perayaan Imlek. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
David menjelaskan, persiapan menyambut Imlek Kelenteng Fuk Ling Miao dilakukan secara gotong royong. Ia mengatakan, kelompok dari berbagai latar belakang agama turut membantu bersih-bersih hingga memasak.
"Seminggu sebelum hari H ada kelompok lintas agama 32 orang membentu bersih-bersih kelenteng," ungkapnya.
Latar belakang agama pihak yang membantu persiapan Imlek tersebut dari agama Islam, Kristen, hingga Katolik. Bahkan ada warga Kalimantan yang membantu memasak.
"Ada orang kristen dari Kalimantan sedang membantu kami memasak. Ada juga yang bersih-bersih," tuturnya.
David merasa senang dengan suasana saling membantu itu. Ia berharap kondisi tersebut terus berkembang dan tereplikasi di daerah lain yang masih terdapat konflik.
Adi, seorang tenaga bantu persiapan imlek Kelenteng Fuk Ling Miao, sudah dua kali terlibat, yakni tahun ini dan tahun lalu. Ia bersama ayahnya membantu persiapan selama sepekan terakhir.
"Bapak sudah 20 tahun setiap imlek membantu di sini. Saya hanya ikut," kata warga Muntilan, Jawa Tengah ini.
Adi dan ayahnya berlatar belakang Islam. Ia mengaku tetap bisa menghargai sesama dengan membantu persiapan imlek di kelenteng itu.
(ALB)