Laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), menyebutkan, terjadi 45 kali guguran lava pijar pada 1 Maret 2021. Jarak luncurnya maksimum sejauh 1.200 meter ke barat daya.
"Kegempaan yang terjadi yakni, dua kali gempa awan panas, gempa guguran 186 kali, gempa fase banyak sekali, dan gempa fae banyak enam kali," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida di Yogyakarta, Rabu, 3 Maret 2021.
Baca: Pemulihan Hutan Terdampak Erupsi Merapi Butuh Puluhan Tahun
Dalam masa pengawasan itu, terjadi dua kali erupsi awan panas. Jarak luncuran awan panas mencapai 1,7 kilometer.
Keesokan harinya, atau 2 Maret 2021, juga muncul dua kali erupsi awan panas di puncak Gunung Merapi. Luncran material awan panas lebih jauh, yakni maksimum 1,9 kilometer dari puncak.
Selain awan panas, juga teramati 39 kali guguran lava. Jarak luncur material lava itu maksimum 1.300 meter ke barat daya. Adapun kejadian kegempaan yakni dua kali gempa awan panas, 170 kali gempa guguran, dan 11 kali gempa embusan.
Baca: Lava Pijar Gunung Merapi Muncul 25 Kali
"Untuk deformasi terjadi 0,1 sentimeter dalam sehari, baik untuk tanggal 1 maupun 2 Maret kemarin," ungkapnya.
Sementara, BPPTKG mencatat terjadi 12 kali guguran lava dalam periode pengamatan sejak pukul 00.00 dinihari hingga pukul 12.00 WIB. Jarak luncur material lava berkisar 800 hingga 1.500 meter.
"Sampai hari ini status Gunung Merapi masih siaga. Kami mengimbau tak ada aktivitas apapun di dalam radius lima kilometer dari puncak, termasuk wisata maupun penambangan," ungkapnya.
(LDS)