Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) resor Agam, Ade Putra, pun meminta masyarakat lebih hati-hati dan tidak melakukan aktivitas yang mengganggu habitat buaya.
"Kami telah melakukan identifikasi lapangan dan pengumpulan keterangan, diketahui bahwa ada oknum warga yang mengusik habitat buaya. Kami minta warga agar membatasi aktivitas yang membuat habitat buaya semakin sempit," kata Ade, Selasa, 16 Februari 2021.
Ade menjelaskan sebelum adanya peristiwa penyerangan buaya terhadap warga di Nagari Tiku V Jorong, ada laporan terjadi aktivitas meracuni sungai. Hal itu dilakukan oleh oknum yang berasal dari luar nagari tersebut.
Baca juga: Bupati Nganjuk Ingatkan Waspada Cuaca Selama Pencarian Korban Longsor
Tujuan meracuni sungai untuk mendapatkan ikan dan udang di lokasi kejadian. Usai kejadian penyerangan, warga dan BKSDA beberapa kali melihat buaya mengapung dan bereaksi di permukaan air dengan menghempaskan dan membalik-balikkan badan.
Untuk menghindari penambahan korban serangan buaya, BKSDA meminta agar nagari setempat membuat aturan untuk melarang aktivitas meracuni sungai dan menggunakan setrum untuk menangkap ikan. Terutama di lokasi yang menjadi habitat buaya.
Selain itu, Ade mengimbau warga sekitar agar lebih waspada ketika beraktivitas atau lewat di wilayah habitat buaya. "Sebab buaya merupakan satwa yang aktif pada malam hari, selain itu menghindari sungai dengan arus tenang serta tidak beraktivitas sendirian," jelasnya. (Yose Hendra)
(MEL)