Seperti di Kota Pekalongan, banjir masih menggenang di beberapa wilayah dengan ketinggian bervariasi antara 20-50 sentimeter (cm). Namun di wilayah utara Kota Pekalongan, ketinggian air mencapai 150 cm. Ribuan pengungsi masih bertahan di pos pengungsian.
"Sebagian di wilayah selatan sudah surut, tapi di daerah utara masih tinggi sehingga masih ada sekitar lima ribu jiwa pengungsi bertahan," kata Kepala BPBD Kota Pekalongan, Suminta, Sabtu, 13 Februari 2021.
Sementara di Kota Semarang, kawasan yang masih terendam banjir adalah Kaligawe dan Genuk. Serta jalur pantura Semarang-Demak dengan ketinggian air 20-40 cm. Warga terdampak banjir pun mulai merasakan gatal-gatal akibat banjir.
Baca juga: KKB Bakar Kamp dan Kendaraan PT Unggul di Kabupaten Puncak
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyatakan telah mengupayakan untuk mengeringkan banjir dengan mengaktifkan seluruh rumah pompa. Namun upaya ini masih belum membuahkan hasil karena hujan masih turun dan air laut pasang ditambah lokasi banjir ada di cekungan.
"Untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir, berbagai bantuan logistik kebutuhan warga seperti obat-obatan dan logistik sudah disalurkan. Jika mengeluh ada gangguan, petugas kesehatan akan memeriksa dan memberikan obat secara gratis," imbuhnya.
Sedangkan di Kudus dan Demak, banjir juga sudah mulai surut. Kepala BPBD Demak Agus Nugroho memperkirakan kerugian banjir merendam enam kecamatan mencapai Rp2,1 miiar.
Sementara di Kudus, berdasarkan laporan Kepala Pelaksana Harian BPBD setempat, Budi Waluyo, masih ada 451 jiwa mengungsi di sejumlah tempat pengungsian. Banjir di Kudus menyebabkan 1.267 jiwa dari 9.469 keluarga terdampak dan merendam 7.716 rumah.
"Dengan menyusut banjir saat ini tinggal 4.905 rumah yang masih terendam, dan 16.5489 jiwa dari 5.065 keluarga terdampak. (Akhmad Safuan)
(MEL)