"Selamat ya wallahu'alam. Saya berharap jasadnya, bisa nyekar, bisa ngeliat kuburannya, bisa jengukin kalau suatu waktu bisa ziarah. Jangan sampai enggak ditemukan jasadnya, kalau masalah selamat sih sudah pasrah," kata kakak kandung Isti, pramugari Nam Air, Irfan Defrizon di kediamannya Perum Reni Jaya, Pamulang, Minggu, 10 Januari 2021.
Baca: Pramugari Asal Tangsel Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
Dia mengatakan harapan selamat dari musibah tersebut adalah kekuasaan Tuhan. Namun pihak keluarga berharap petugas SAR, TNI, dan lainnya bisa menemukan jasad adiknya tersebut.
"Berharap banyak juga enggak mungkin, sampai saat ini saja belum ditemukan. Kita ikhlaskan saja," jelas Irfan.
Berdasarkan keterangan suami Isti, adik kandungnya itu, pergi ke Pontianak dari Bandara Soetta untuk bekerja sebagai pramugari Nam Air yang lepas landas dari Pontianak.
"Keterangan suaminya, Isti menggantikan shift temannya, ada di bangku penumpang, bukan kru," jelas dia.
Dia menuturkan adik bungsunya itu memang sudah lama bekerja sebagai Pramugari. Bahkan Isti sempat dirumahkan akibat dampak dari pandemi covid-19.
"Kerja di pesawat sejak 18 atau 19 tahun usianya, sekarang 35 tahun. Masuk di Nam Air baru 2019 distafkan, setelah beberapa bulan di rumah, keterima lagi di Nam Air dan sudah terbang lagi," ujarnya.
(DEN)