“Hasil pengamatan Gunung Merapi selama 17 Januari lalu, teramati 42 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya,” kata Kepala BPPTKG, Hanik Humai dihubungi, Senin, 18 Januari 2021.
Lokasi luncuran itu merupakan titik kemunculan material di atas lava 1997. Lava pijar yang keluar itu langsung meluncur dan tidak tertamping di puncak gunung tersebut. Titik keluar lava tersebut berada di pinggir tebing.
Selain itu, Hanik melanjutkan, gempa guguran terjadi sebanyak 116 kali. Selain gempa guguran, intensitasnya cukup rendah.
“Gempa fase banyak terjadi 25 kali, gempa vulkanik dangkal terjadi sekali, gempa tektonik terjadi sekali, dan gempa hembusan dua kali,” ujarnya.
Baca: Anggota DPR Fraksi Golkar, Gatot Sudjito Meninggal Lantaran Covid-19
Kemudian, pada dinihari Gunung Merapi juga muntahkan lava pijar dan awan panas. Hanik menyebut, awan panas guguran dan guguran lava pijar periode 18 Januari 2021 dinihari hingga pagi juga terjadi di arah barat daya.
“Terjadi awan panas guguran Gunung Merapi dengan amplitudo 22 milimeter dan durasi 112 detik. Jarak luncur kurang lebih satu kilometer ke arah barat daya atau Kali Krasak,” ujarnya.
Selain itu, juga teramati tinggi kolom 50 meter di atas puncak Gunung Merapi. Kemudian, guguran lava pijar enam kali dengan jarak luncur maksimum 600 meter.
Sampai saat ini, Gunung merapi masih berstatus siaga. Jarak aman aktivitas manusia masih berjarak sekitar lima kilometer dari Puncak Gunung Merapi.
(ALB)