"Kita belum bisa menyimpulkan karena hari ini dari tim KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) akan menelusuri dan mendiskusikan, kita juga belum bisa memberikan keterangan dari mana dan apa penyebabnya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, saat dihubungi di Garut, Minggu, 23 Januari 2022.
 
Baca: 36,19% Warga Mukomuko Sudah Divaksin Lengkap
Dia menuturkan korban adalah seorang perempuan pelajar kelas 4 sekolah dasar yang mendapatkan vaksinasi di sekolahnya, Sabtu, 15 Januari 2022.
Siswi tersebut, kata dia, kemudian mengeluhkan sakit muntah-muntah lalu dibawa ke Puskesmas Wanaraja pada 19 Januari, selanjutnya diperiksa oleh dokter dan sehari kemudian kondisi kesehatannya mulai membaik.
"Masuk Puskesmas itu tanggal 19 karena muntah-muntah, agak jauh jaraknya dari vaksinasi," jelas Leli.
Ia menyampaikan pada 21 Januari anak tersebut kembali muntah-muntah, lalu mendapatkan penanganan lebih lanjut dengan melakukan cek laboratorium, namun sorenya meninggal dunia.
"Anak muntah-muntah lagi disertai sakit kepala, kemudian cek lab, sorenya kondisi anak ngedrop, pukul 17.35 pasien dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.
Ia menyampaikan saat pemeriksaan kesehatan sebelum divaksin kondisi anak tersebut sehat dan dinyatakan boleh divaksin covid-19.
Terkait jumlah kasus anak meninggal dunia setelah divaksin, kata dia, baru satu orang, selain itu ada juga anak yang mendapatkan penanganan kesehatan setelah divaksin.
(DEN)