Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) masih berkoordinasi dampak erupsi pagi ini, termasuk evakuasi warga.
"Perkembangan penanganan akan diinformasikan secepatnya," ujar dia.
Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), teramati kolom abu kelabu tebal condong ke arah timur dan barat. Gempa Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi sekitar 10 menit. Saat ini gunung yang memiliki ketinggian 5.423 meter di atas permukaan laut ini masih berstatus level II atau waspada.
Baca juga: BPPTKG Sesalkan Tindakan Relawan Naik ke Puncak Gunung Merapi
Terkait dengan situasi aktivitas vulkanik, PVMBG merekomendasikan masyarakat sekitar Gunung Ili Lewotolok dan siapa pun yang ingin mendaki agar tidak berada atau melakukan aktivitas di dalam zona perkiraan bahaya, sekitar kawah gunung dan di seluruh area dalam radius dua kilometer dari puncak atau pusat aktivitas gunung.
"PVMBG mencatat tiga gunung api yang berstatus level III atau siaga. Sedangkan tidak ada gunung api yang berstatus level tertinggi atau awas. Ketiga gunung api tersebut yaitu Gunung Sinabung di Sumatra Utara, Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah, dan Gunung Karangetang di Sulawesi Utara," jelas dia.
Berdasarkan situs PVMBG, Gunung Ili Lewotok berada pada status level II sejak 7 Oktober 2017. Peningkatan status dipicu oleh adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa kegempaan signifikan, terutama gempa tektonik lokal, vulkanik dalam dan vulkanik dangkal sejak pertengahan September 2017.
Pada Sabtu, 28 November 2020, gunung ini erupsi pada pukul 05.57 waktu setempat dengan tinggi kolom teramati 500 meter dari puncak gunung. Arah abu condong ke arah barat.
(MEL)