Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Suprianto, mengatakan calon relawan wajib menjalani rapid tes sebelum membantu pengungsi guna menghindari potensi penularan covid-19.
"Relawan harus bersedia rapid tes sebelum membantu pengungsi," kata Joko, di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin, 9 November 2020.
Menurut Joko, relawan yang reaktif dari hasil rapid tes tak diizinkan bertugas melayani pengungsi. Relawan itu akan dipersilakan isolasi mandiri dan melanjutkan tes usap.
Baca juga: Warga Pesisir Kulon Progo Gunakan Solar Panel untuk Peroleh Listrik
"Pengungsi di sini dari zona hijau (covid-19). Relawan yang diterima akan menyesuaikan kebutuhan," ujarnya.
Camat Cangkringan, Suparmono, mengungkapkan, pengungsi di Balai Desa Glagaharjo berasal dari Dusun Karangtengah Lor, yakni zona kurang dari lima kilometer dari puncak Gunung Merapi. Zona bahaya risiko dampak erupsi Gunung Merapi sebelumnya ditetapkan hingga lima kilometer.
Ia mengatakan, warga dari wilayah itu masih aman dari penularan covid-19. Suparmono berharap selama mereka di pengungsian protokol kesehatan bisa berjalan baik.
Di barak tersebut, tempat istirahat pengungsi telah diberi sekat dengan pembatas. Pengungsi juga difasilitasi masker dan disediakan tempat mencuci tangan.
"Mereka (pengungsi) di sini datang dari satu tempat sama. (Desa) Glagaharjo belum ada kasus. Kami diskusi agar diperketat relawan dari luar," jelas dia.
(MEL)