Berdasarkan pendataan sementara yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, luas tambak yang terendam banjir mencapai 4.001,3 hektare.
"Tersebar di sejumlah kecamatan," terang Kepala Diskanla Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, Selasa, 16 Februari 2021.
Areal tambak terparah terendam banjir, menurut dia, berada di Kecamatan Losarang yang mencapai 3.800 hektaer. Banjir membuat ikan lele, nila, gurame, bandeng maupun udang yang dibudi dayakan petambak hilang terbawa air.
Baca juga: Wali Kota Jayapura Buktikan Covid-19 Nyata
Terlebih ada petambak yang sebenarnya sudah siap panen namun budi dayanya hilang terbawa derasnya arus banjir. Tidak hanya budi daya yang hilang, derasnya arus air, kata Edi, juga menimbulkan kerusakan di pematang tambak.
"Banjir yang menggenang berhari-hari membuat pematang yang terbuat dari tanah terkikis, longsor bahkan jebol," ungkap Edi.
Saat disinggung mengenai kerugian yang ditanggung petambak, Edi mengaku belum bisa memastikannya.
"Penghitungan masih terus berjalan. Namun yang pasti, petambak merugi," ujarnya.
Kondisi ini diperparah dengan belum seluruh petambak memiliki asuransi pembudi daya yang diprogramkan pemerintah. Sejak tahun lalu, imbuh Edi, kuota asuransi pembudi daya yang ditetapkan pemerintah untuk Kabupaten Indramayu hanya 160 orang. (Nurul Hidayah)
(MEL)