"Ribuan ton produksi jagung petani Konawe Utara saat ini hanya menumpuk karena tidak ada pembeli yang bisa menampung ribuan ton jagung tersebut," kata anggota DPRD Kabupaten Konawe Utara Nurtan Jaya diWanggudu, Sulawesi Tenggara, Jumat, 7 April 2017.
Nurtan menjelaskan, jagung yang ditanam petani bukan jagung yang dapat dikonsumsi warga, melainkan jagung untuk bahan pakan ternak. Ribuan ton jagung itu kini terancam rusak dimakan ulat.
"Kalau produksi jagung para petani tidak laku dan rusak dimakan ulat, maka para petani akan frustasi dan tidak akan menggeluti tanaman jagung untuk bahan pakan ternak lagi," katanya.
Nurtan meminta Pemerintah Kabupten Konawe Utara mencarikan pembeli jagung yang dapat menampung jagung para petani yang saat ini masih menumpuk di tempat-tempat penyimpanan jagung.
"Petani Konawe Utara mengembangkan budi daya tanaman jagung untuk bahan pakan ternak atas dorongan pemerintah setempat. Oleh karena itu, Pemerintah Konawe Utara harus bertanggung jawab mencarikan pembeli jagung sehingga jagung para petani bisa laku terjual," katanya.
Seharusnya, lanjut Nurtan, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara terlebih dahulu mencarikan perusahaan yang bersedia menampung produksi jagung sebelum petani didorong mengembangkan tanaman jagung untuk bahan pakan ternak. Dengan begitu, saat para petani jagung melakukan panen raya, hasilnya bisa langsung terserap oleh perusahaan pembeli jagung.
(NIN)