"Kondisi kekeringan terparah terjadi di Desa Kendalsari, Tegalmulyo, Sidorejo, Tlogowatu, dan Tangkil di Kecamatan Kemalang," kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, melansir Mediaindonesia.com, Kamis, 29 Oktober 2020.
Kemudian, Desa Jambakan, Paseban, Wiro, Krakitan, Krikilan, Dukuh, Jarum, Ngerangan, Bogem, dan Gunung Gajah di Kecamatan Bayat. Serta Temuireng dan Bandungan di Kecamatan Jatinom.
"Dua desa kekeringan lainnya, yaitu Desa Kanoman di Kecamatan Karangnongko, dan Desa Gaden di Kecamatan Trucuk," imbuhnya.
Baca: Jelang Musim Hujan, 3 Desa di Kuningan Justru Kekeringan
Dia mengaku, penyaluran air bersih ke 19 desa terdampak kemarau belum dihentikan hingga kini. Pasalnya, sumber air yang ada belum dapat dimanfaatkan, bahkan masih kering.
Kegiatan dropping air BPBD Klaten dimulai sejak 8 Juli 2020. Sebanyak 636 tangki air bersih telah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga yang mengalami kekeringan.
"BPBD Klaten 2020 menyiapkan anggaran Rp242,95 juta untuk kegiatan dropping air 1.000 tangki. Hingga kini telah terealisasi 63,6 persen atau 636 tangki," tukasnya.
(LDS)