Panjang retakan mencapai delapan meter dengan lebar retakan mencapai 50 sentimeter. Menurut warga, saat terjadi longsor sehari sebelumnya, kondisi jalan sudah mulai retak-retak, namun masih bisa dilalui. Retakan semakin parah sejak Kamis dini hari, 25 Februari 2021, bersamaan dengan turunnya hujan.
"Kami langsung melaporkan peristiwa ini ke kepala desa untuk dilanjutkan ke pihak yang berwenang," kata Subaili, warga Desa Bindang, melansir Mediaindonesia.com, Jumat, 26 Februari 2021.
Baca: Jalur Lingkar Barat Purwakarta Terputus
Badan Penanggulangan Bencana Daeeah (BPBD) Pamekasan saat ini telah menutup jalan tersebut untuk semua kendaraan. Bupati Pamekasan, Baddruttamam, mengatakan pihaknya masih akan mengkaji kelayakan jalan tersebut untuk diperbaiki.
Sebab, kondisi tanah di lokasi merupakan tanah labil yang rawan terjadi retakan dan berdekatan dengan tebing, sehingga dikawatirkan mudah terjadi longsor. Hasil dari kajian tersebut akan dijadikan rekomendasi ke Pemprov Jawa Timur, karena jalan tersebut merupakan jalan provinsi yang menjadi kewenangan Pemprov Jawa Timur.
"Kami sudah meminta konsultan untuk mengkaji masalah ini. Jika tidak memungkinkan untuk diperbaiki, bisa jadi lokasinya akan dipindah," kata Baddruttamam.
(LDS)