"Kasus DBD sepanjang 2021 ada 224 kasus, sedangkan 2022 per Juni ini kasus DBD di Kota Tangerang sudah diangka 331 kasus dengan angka kematian nol," ujar Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni, Sabtu, 25 Juni 2022.
Ia pun meminta kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang harus ditingkatkan. Pasalnya, penyakit tersebut datang setiap tahun dan seluruh masyarakat sudah memahaminya.
"Kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk, seperti genangan air di sekitar permukiman. Seperti talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, gelas bekas air mineral hingga pakaian menggantung," jelasnya.
Baca juga: DBD di Kabupaten Tangerang Mencapai 611 Kasus |
Dini menuturkan, pihaknya telah menyurati para camat, lurah hingga sekolah di seluruh Kota Tangerang, untuk sama-sama waspada dan memperhatikan peningkatan kasus DBD ini. Surat itu ditujukan untuk meningkatkan gerakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), gotong royong bersih-bersih lingkungan, hingga kembali menggalakan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).
"Seluruh puskesmas di Kota Tangerang juga punya kader-kader lingkungan, yang bergerak bersama ke rumah warga secara door to door untuk sosialisasi hingga pengecekan kesehatan lingkungan hingga dalam rumah. Saat ini, yang sedang digencarkan yakni pengecekan hingga sektor perkantoran. Karena potensi kena DBD di mana saja, bisa di rumah, sekolah maupun kantor," katanya.
Dini mengimbau, seluruh masyarakat tanpa terkecuali untuk lebih peduli dengan kasus DBD ini, dengan melakukan sederet pencegahannya. Mulai dari menguras bak mandi seminggu sekali, bersihkan seluruh penampungan air lainnya seperti wadah pot, dan bersihkan tanaman liar di pekarangan rumah.
Baca juga: Kasus DBD di Bengkulu Terus Meningkat |
"Bisa juga dengan menghias rumah menggunakan tanaman anti nyamuk alami. Tapi terpenting, adalah selalu menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga dan makan makanan sehat dan bergizi," ucap dia.
Dini menambahkan, jika keluarga di rumah timbul gejala DBD seperti mendadak panas tinggi lebih dari dua hari, tampak bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, muntah, agar diberikan penanganan.
"Tindakan yang bisa diberikan yakni memberikan minum yang banyak, kompres dengan air hangat, beri obat penurun panas, dan segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit jika terjadi kondisi yang lebih parah," jelasnya.
(MEL)