"Nantinya, anggaran itu akan diprioritaskan dalam perbaikan sekolah-sekolah yang mengalami rusak berat," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri di Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 27 November 2019.
Jumeri menjelaskan anggaran perbaikan itu baru akan turun pada tahun depan. Temuan ini, kata Jumeri, terungkap setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng melakukan inventarisasi bangunan-bangunan sekolah setelah terjadi insiden ambruknya aula Sekolah Menengah Kejuruan 1 Miri, Sragen.
Jumeri mengeluarkan surat edaran yang memerintahkan Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas, SMK, Sekolah Luar Biada negeri se-Jateng melakukan pengecekan. "Hasilnya ruang kelas yang mengalami rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan cukup besar," jelas Jumeri.
Menurut Jumeri keseluruhan bangunan sekolah di Jateng yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.647 ruangan. Perinciannya, 1.432 ruang kelas SMK Negeri, 177 ruang kelas SMA Negeri, dan 38 ruang kelas SLB Negeri.
Adapun bangunan sekolah yang mengalami kerusakan sedang, 136 ruangan SMK Negeri, 284 SMA Negeri, dan 61 SLB Negeri. Sedangkan, yang mengalami kerusakan ringan, 1.397 ruang kelas SMK Negeri, 3.881 ruang kelas SMA Negeri, dan 403 ruang kelas SLB Negeri.
Jumeri berujar ada beberapa faktor yang menyebabkan banyak ruang kelas sekolah di Jateng mengalami kerusakan. Selain karena dimakan usia, banyak kontruksi sekolah di Jateng yang belum tahan gempa, berada di daerah rawan bencana, dan salah perencanaan konstruksi.
"Persoalan-persoalan ini akan kami jadikan bahan evaluasi dalam perencanaan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan ke depan," pungkas Jumeri.
(DEN)