"Kita tidak tahu yang namanya informasi prakiraan cuaca dari telepon genggam. Biasanya kalau yang Muslim ada pengumuman dari toa masjid. Kalau yang Nasrani membunyikan lonceng di gereja. Itu saja," kata warga Desa Lamahala, Adonara Timur, Hamid Atapuka, 40, Kamis, 8 April 2021.
Desa Lamahala memiliki pengeras suara di Masjid Jami Al Maruf serta 14 surau di lingkungan warga. Sementara lonceng dibunyikan dari Gereja Kristus Raja, Waiwerang Kota.
Seperti pengumuman yang berlangsung pada Kamis pagi. Imam Mushala Nur Hikmah Lamahala mengundang pemuda setempat bergotong royong untuk membersihkan Masjid Waiburak yang terendam banjir bandang pada Ahad, 4 April 2021.
Pengumuman disampaikan menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia melalui pengeras suara.
Baca juga: Makassar Uji Coba Layanan Tes GeNose dan PCR bagi SKPD
"Diberitahukan seluruh pemuda pemudi Desa Lamahala Jaya, mengundang untuk membersihkan Masjid Waiburak untuk persiapan Salat Jumat," seru Imam Mushola Nur Hikmah.
Namun sebagian warga setempat ada pula yang mulai mempelajari informasi sistem peringatan dini yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) usai bencana alam yang terjadi.
"Saya sudah menginstal (memasang program) aplikasi BMKG. Kalau dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tidak ada aplikasinya," ujar Kartini, 23, bidan yang bekerja di kantor Desa Lamahala.
Kartini mengatakan mayoritas warga pesisir memberi peringatan dini dari mulut ke mulut atau sambungan telepon.
"Pada Rabu (7 April 2021) sekitar jam 00.00 WITA, saya dapat laporan dari warga di sekitar dermaga Waiwerang katanya akan ada banjir susulan. Warga berlarian sampai ada yang jatuh. Tapi kan ternyata itu berita bohong."