“(Hasil pemantauan) kami bisa membuat peta operasi lebih baik,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Danang Samsurizal usai pemantauan udara Gunung Merapi, Kamis, 26 November 2020.
Danang mengatakan, kerusakan lingkungan di lereng Gunung Merapi terjadi akibat penambangan. Ia mengungkapkan kerusakan terjadi di beberapa titik.
“Dari prespektif mata burung, kerusakan dan dampak (bila Gunung Merapi erupsi) akan di mana,” kata dia.
Baca: Dukun Palsu di Semarang Cabuli 9 Anak Sekolah
Ia mengungkapkan, pihaknya juga mendapatkan penjelasan berbagai risiko dan dampak dari Balai Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), apabila Gunung Merapi erupsi. Menurut dia, hal itu bisa menjadi bahan pertimbangan.
“Selain telah di-breafing BPPTKG terkait risiko letusan, saat mengambil keputusan lebih tepat. Tidak terdistorsi oleh info yang tak jelas,” tuturnya.
Danang menambahkan, hasil pemantauan udara Gunung Merapi juga harus jadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Ia berharap penanganan risiko dampak erupsi Gunung Merapi bisa lebih baik.
“Ketika saat (terjadi erupsi) penanganan kondisi darurat jadi akuntabel dan aman. Titik mana harus jadi perhatian dan dihindari bisa diputuskan tepat,” ungkapnya.
Gunung Merapi masih berstatus siaga sejak 5 November lalu. Erupsi Gunung Merapi pada Senin, 23 November lalu, meruntuhkan kubah lava yang terbentuk pada 1954 silam.
(ALB)