"Data pertanian di Sumbawa kurang bagus. Makanya, perlu ditingkatkan," kata Darori di Jakarta, Jumat, 30 Oktober 2020.
Pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Sumbawa menjadi lumbung pangan jagung. Jagung pun menjadi komoditi strategis Kabupaten Sumbawa, hingga petani beramai-ramai menanam jagung.
“Permasalahan pertanian di daerah Indonesia karena disebabkan faktor irigasi dan pengairan sehingga mempengaruhi masa panen,” jelasnya.
Baca: Kementan Dorong Penanaman Varietas Jagung Bervitamin Tinggi
Darori mengingatkan, agar pemerintah pusat dan daerah segera memperhatikan pembangunan waduk untuk menyimpan air. Sehingga di Sumbawa bisa dua kali panen dalam setahun. Darori menekankan, pemerintah daerah harus meningkatkan sektor pertanian agar tidak mengecewakan para petani.
“Sumbawa memiliki sungai yang pendek. Akibatnya air akan cepat mengalir ke laut ketika terjadi hujan. Yang dibutuhkan pertanian itu kan air. Bagaimana bisa maju pertaniannya kalau airnya tidak ada, makanya perlu ditingkatkan lagi," ujar Darori.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbawa, Agus Alwi, mengakui dalam lima tahun terakhir produksi jagung meningkat. Namun, untuk dua tahun belakangan ini hasilnya stagnan.
"Komoditi masih dari jagung untuk 2 tahun belakangan ini relatif stagnan meskipun naik dibanding lima tahun lalu," tutur Agus.
Baca: Indonesia Sukses Menyejahterakan Petani Jagung
Sektor pertanian pun relatif masih berjalan biasa saat pandemi covid-19. Perkembangan areal jagung NTB terus meningkat berdasar data BPS sampai April 2019 realisasi mencapai 130.617 hektare atau 74,98 persen.
Bila ditambahkan dengan data Rekapitulasi tingkat Kabupaten/ Kota (RKSP) sampai Juli, maka realisasi tanam jagung NTB mencapai 194.071 ha atau mencapai 111,40 persen dari target 174.211 hektare.