Ketiga PMI tersebut, yakni, Eni Neni Waryuni, asal Indramayu Jawa Barat, Siti Sumarni asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dan Arif Hidayat asal Planjan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah. Ketiga pekerja migran tersebut sebelumnya bekerja di Taiwan.
Benny mengatakan kepada tiga PMI yang sakit agar cepat sehat kembali. Setibanya di Tanah Air ketiga PMI tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Jakarta dan diantar langsung oleh Kepala BP2MI Benny Ramdhani untuk perawatan lebih lanjut.
"Bapak Ibu tidak usah khawatir soal biaya perawatan, semua sudah dibiayai oleh negara. Saya ingin Bapak Ibu sehat cepat sehat agar bisa berkumpul kembali dengan keluarga di rumah," kata Benny kepada tiga pekerja migran sambil menitiskan air matanya di Lounge PMI Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Jumat, 19 Februari 2021.
Benny menambahkan, para pekerja migran tersebut merupakan pahlawan devisa dan pemerintah harus memberikan perlakuan hormat kepada mereka.
Menurut Benny dahulu pekerja migran banyak terlantar.
Namun, sejak ada lounge PMI yang diresmikan 18 Desember 2020, para PMI yang pulang bisa menikmati lounge, jalur cepat, dan berbagai fasilitasi lainnya di Bandara Soekarno Hatta.
"Semua PMI berhak menikmati ini. Agar tidak berdesakan dan antri panjang. Mereka juga bisa beristirahat di lounge sambil menunggu keluarga yang menjemput," jelasnya.
Adapun Eni Neni Waryuni, mengalami sakit kanker payudara stadium. Ia telah menjalani perawatan dan kemoterapi di EDCH Hospital, sejak 23-25 November 2020 dan 7 Desember 2020 serta 16-22 Januari 2021.
Sejak mengalami sakit dan menjalani kemoterapi rutin, PMI ditampung di Taiwan Labor Rights Care Association (LCC) Kaohsiung.
PMI juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung oleh pengguna. Eni berharap, setibanya di Indonesia dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau melakukan perawatan lanjutan.
Sementara Siti Sumarni mengalami sakit Acute Myeloid Lymphoma (AML) atau Leukimia Myeloid Akut. Siti sempat menjalani perawatan dan kemoterapi di National Taiwan University Hospital selama 55 hari, sejak 23 Desember 2020-17 Februari 2021.
Selama menjalani perawatan, PMI telah melakukan 6 kali tindakan medis. Pada 17 Februari 2021, Siti diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dan melakukan persiapan kepulangan ke Indonesia.
Ia juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung pengguna.
Sedangkan Arif Hidayat yang bekerja di Home Industry pembuatan tangki air mengalami sakit luka bakar. Kejadian tangki terbakar berawal ketika Arif sedang melakukan pengecatan bagian dalam tangki.
Tiba-tiba Arif pingsan di dalam tangki karena menghirup aroma cat dalam waktu yang lama. Saat itu juga, majikan mencoba membantu dengan masuk ke dalam tangki, tetapi ikut pingsan.
Meskipun, rekan pekerja membantu menolong dengan mengelas tangki untuk membuat lubang, tetapi percikan api mengenai campuran cat yang mengakibatkan tangki meledak.
Arif dan majikannya langsung dibawa ke Kaohsiung Hospital untuk mendapatkan perawatan. Luka bakar Arif Hidayat 47 persen sedangkan majikannya 80 persen.
Selang seminggu, tepatnya 17 Oktober, Arif Hidayat dipindahkan ke RS NCKU di Taiwan dan telah menerima tindakan medis berita operasi pembersihan kulit sebanyak 3 kali. Majikannya telah membayarkan sebesar NTD 500.000 untuk biaya Arif selama di RS Tawian.
Selanjutnya Arif dipindah ke shelter khusus WNIO KDEI Taipei dengan menjalani rawat jalan sampai dipulangkan ke Indonesia.
(ALB)