Pantauan Media Indonesia, sebanyak 126 wanita pekerja seks (WPS) penghuni lokalisasi Gambilangu telah sejak pagi berada di Terminal Mangkang, Semarang, bersama pemerintah daerah mendeklarasikan penutupan lokalisasi tersebut.
"Saya akan pulang kampung, mungkin menekuni usaha di desa karena di sini sudah tidak dapat lagi bekerja," kata Marni,28, warga Pati yang mengaku sudah 1,5 tahun menjadi WPS di GBL.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang Muthohar mengatakan penutupan lokalisasi GBL sengaja dilakukan secara seremonial di Terminal Mangkang agar bisa menampung seluruh penghuni GBL. Selain itu, sekaligus memulangkan WPS ke kampung halaman.
"Di Gambilangu tidak ada lokasi yang luas dan tidak dapat menampung mereka secara bersamaan, maka menggunakan terminal ini," kata Muthohar.
Dia melanjutkan penutupan lokalisasi GBL merupakan hasil koordinasi dua daerah yakni Kendal dan Kota Semarang yang sepakat menutup lokalisasi. Serimonial penutupan lokalisasi GBL dihadiri hadiri oleh Sekretaris Dirjen Kementrian Sosial, juga Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Bupati Kendal Mirna Annisa.
Saat penutupan itu juga diserahkan bantuan dana sosial dan tali asih ke WPS yang dipulangkan dari Kementrian Sosial (Kemensos) melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Yayasan At Tauhid Kota Semarang. Ketua Yayasan Rehabilitasi At Tauhid Singgih Yongki Nugroho mengungkapkan masing-masing WPS akan mendapatkan dana bantuan sosial melalui rekening sebesar Rp6 juta per orang.
"Rinciannya yaitu dana transport sebesar Rp250 ribu dan dana jaminan hidup sebesar Rp750 ribu serta Rp5 juta merupakan dana usaha ekonomi produktif," ujarnya.
(LDS)