"Selain itu, teramati guguran dengan jarak luncur 500-1.000 meter mengarah ke timur dan tenggara," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Perangin-angin, melansir Antara.
Ia menyebutkan puncak Gunung Sinabung terlihat secara jelas, sedangkan asap dari kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-200 meter di atas puncak gunung tersebut.
"Jumlah awan panas guguran satu kali, amplitudo 120 mm, durasi 155 detik," ujarnya.
Baca juga: TPU Jombang Sudah Layani 292 Jenazah Covid-19
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, sebelumnya juga erupsi pada Selasa, 3 November 2020, sekitar pukul 23.58 WIB. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum tujuh milimeter dan durasi 13 menit tiga detik.
Saat ini, Gunung Sinabung berada pada status Level III (Siaga) dengan rekomendasi warga maupun petani agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari puncak Sinabung.
Larangan warga beraktivitas juga di radius lima kilometer untuk sektor selatan-timur dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila ke luar rumah untuk mengurangi dampak gangguan kesehatan dari abu vulkanik, mengamankan sarana air bersih, serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya banjir lahar hujan," jelasnya.
(MEL)