Ganjar mengatakan sebenarnya Jawa Tengah mengalami surplus pada komoditas pangan yang memicu inflasi tersebut.
"Di Jawa Tengah ini surplus semua, tapi kok harganya tinggi. Dugaan saya bawang merah sama cabai piknik ke beberapa daerah yang lain yang membutuhkan," kata Ganjar di Semarang, Jateng, Kamis, 7 Juli 2022.
Baca: Harganas 2022, Ganjar Sebut Persoalan Stunting Tanggung Jawab Bersama |
Untuk mengatasi inflasi di Jateng, Ganjar mengaku segera menggelar operasi pasar di Kota Semarang, Surakarta, Tegal Purwokerto, Kudus dan Cilacap. Ke enam daerah ini, kata Ganjar, merupakan penyumbang inflasi tertinggi di Jateng.
"Ini enam kota besok akan kita ajak bicara apakah di tingkat kabupaten/kota itu sudah akan melakukan intervensi," jelas Ganjar.
Selain itu, Ganjar menyatakan akan menggelarkkan BUMD Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) melakukan PSO. "(CMJT) dikasih penugasan public service obligation (PSO) agar meng-cover beberapa komoditas yang ada peluang untuk itu," ungkap Ganjar.
Selain komoditas pangan, Ganjar menduga gas dan pupuk juga berpotensi menimbulkan inflasi karena perpeluang besar mengalami kenaikan. Ganjar mempertimbangkan untuk memberikan subsidi untuk menjaga stabilitas harga gas dan pupuk.
"Maka tadi saya hitung jumlah subsidi pupuk untuk di Jawa Tengah saja kira-kira tadi hanya 54 persen yang dicover," beber Ganjar.
Meski akan memberi subsidi, Ganjar mendorong petani juga membuat pupuk sendiri dan memanfaatkan lahan di sekitar rumah masing-masing.
"Kalau perlu di desa-desa itu ada bondho deso, pinggir jalan, tanami semua agar kita bisa mandiri dari sisi itu karena situasi globalnya belum pasti," ujar Ganjar.
(DEN)