"Ini sungguh meresahkan," kata Lailil, 34, pemilik warung makan di Kecamatan Dukun, Senin, 22 Februari 2021.
Dia menilai, kenaikkan harga cabai rawit yang terjadi dalam sepekan terakhir ini mencapai 30 persen. Sebab, beberapa hari sebelumnya harga cabai rawit masih pada kisaran Rp70 ribu per kg.
"Sekarang harganya mencapai Rp100 ribu per kg," terangnya.
Baca: Banjir di Manado Pengaruhi Harga Cabai di Maluku Utara
Senada disampaikan Munjiah, pedagang sayur di Kecamatan Panceng. Menurut dia, kenaikkan harga cabai rawit yang mencapai Rp100 ribu per kg terjadi dalam sepekan terakhir.
"Sebelumnya harga cabai kisaran Rp75 ribu-80 ribu/kg," jelasnya.
Ia mengakui, dengan harga cabai yang naik membuat konsumen terpaksa mengurangi porsi belanja bumbu dapur, terutama cabai segar. Konsumen juga mengaku terkejut dengan lonjakan cabai yang sangat tinggi.
Ia menambahkan, harga cabai rawit dalam sepekan ini mengalami kenaikan hingga 30 persen. Kenaikan harga berlangsung setiap hari.
Baca: Harga Cabai di Brebes Meroket Dipicu Kelangkaan Produksi
"Rata-rata sehari naik antara Rp7 ribu -10 ribu per kg. Ini lebih tinggi dibanding pada Lebaran lalu," jelasnya.
Dia menuturkan, pada Lebaran tahun lalu harga cabai mengalami kenaikan yang tidak seberapa. Yakni, kisaran harga Rp65 ribu per kg.
Dia menjelaskan, mahalnya harga cabai rawit itu dipicu akibat banyaknya tanaman petani yabg gagal panen akibat cuaca buruk. Antara lain, karena serangan lalat buah dan tanaman mati akibat terendam banjir.
"Rata-rata cabai yang dikirim kesini dari kawasan Lamongan. Infonya banyak yang mati cabainya," jelasnya.
(LDS)