Kepala Tim Tindak Unit II Satgas Saber Pungli Jabar AKBP Basman mengatakan laporan sulitnya mendapat nomor antrean banyak dilaporkan masyarakat melalui laman Imigrasi Bandung. Tiga orang telah diminta keterangan terkait dugaan praktik jasa jual beli nomor antrean.
"Beberapa hari ini kita bergerak, kita tunggu dan betul hari ini ada tertangkap tangan costumer menggunakan jasa pihak lain untuk mengambil antrean. Ada tiga orang yang kita periksa, mereka ini korban sebenarnya," kata Basman di Kantor Imigrasi Bandung, Sabtu, 7 September 2019.
Basman mengatakan dugaan jual beli lantaran nomor antrean cepat hilang hanya dalam hitungan detik. Dari hasil pemeriksaan ketiga korban, pihak penjual nomor antrean mematok harga Rp200 ribu per nomor.
"Jadi oknum ini yang mendaftarkan, memasukan identitas melalui pendaftaran online dengan data yang sesuai, kemudian mendapatkan barcode sehingga keluar nomor antrean. Kemudian korban datang ke kantor imigrasi. Ketiga korban ini gagap teknologi," ucap dia.
Tim Satgas Saber Pungli mengejar oknum pembobol website pendaftaran online pembuatan paspor tersebut. Pihaknya akan menindak bila terbukti ada pihak imigrasi yang terlibat.
"Kita sudah komitmen. Bila melibatkan orang imigrasi tetap kita lakukan penindakan," kata Basman.
Kepala Divisi Imigrasi Kemenkum HAM Jawa Barat Arie Budijanto mengatakan akibat pembobolan laman pendaftaran online terganggu. Pihak Divisi Imigrasi Kemenkum HAM dan Saber Pungli berkerjasama untuk mengungkap kasus tersebut.
"Kemarin kita lepas 250 nomor, tapi yang hadir 86. Kta sedang evaluasi mudah-mudahan akhir bulan selesai, dengan menggunakan sistem baru dan segala banyak pengamanan," ucap Arie.
(LDS)