"Kami sengaja mengenalkan wayang kepada anak sekolah, supaya kesenian tersebut tidak tergerus arus budaya luar," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Brebes Komar di Gedung Korpri Brebes, Jawa Tengah, Kamis 5 Oktober 2017.
Pelajar dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi tertib mendengarkan cerita yang dibawakan dalang Ki Edi Sulaksono. Sebelum menyaksikan pertunjukan wayang, para pelajar mendapat materi tentang pemeliharaan dan pengembangan seni serta budaya daerah.
"Lakon ini menceritakan perjuangan Raden Werkudara, putra kedua Pandawa, yang berjuang menuntut keadilan kepada para dewa," terang Ketua Dewan Kesenian Brebes Wijanarto.
Wijanarto menjelaskan, Raden Werkudara merasa para dewa melakukan kesalahan dengan memasukkan sukma ayahnya, Prabu Pandu Dewanata, ke kawah candra dimuka. "Pada akhir cerita, para dewa mengakui kesalahan mereka dan permintaan Raden Werkudara dikabulkan setelah ia melaksanakan lelaku dalam cerita Dewa Ruci," lanjutnya.
Menurut Wijanarto, kegiatan ini salah satu cara mengenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada generasi muda. Harapannya, generasi muda dapat mencintai dan melestarikan kebudayaan daerah.
(NIN)