"Kita mendengarkan semua komplain masyarakat. Sistem ini rumit, tidak mudah. Maka kami mencoba menerjemahkan," kata Ganjar, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 8 Juli 2019.
Padahal, Kapasitas SMA Negeri se-Jateng ditargetkan mampu menampung 113 ribu calon siswa. Namun, kata Ganjar, tidak semua kuota siswa untuk sekolah SMA Negeri di Jateng terpenuhi. "Tidak semua sekolah terpenuhi. Masih ada 4.527 tempat duduk yang belum terisi. Jadi, kosong," ujar Ganjar menegaskan.
Ganjar menegaskan pada tahun ini, Jateng sudah berupaya memodifikasi PPDB SMA. Misalnya, dengan mengakomodasi 20 persen calon siswa berprestasi yang mendaftar lewat jalur zonasi.
"Ketika kuota ditambah jalur prestasi sudah lumayan, tapi endingnya kurang," ungkap Ganjar.
Ganjar menyatakan akan merapatkan hasil evaluasi PPDB dengan dinas-dinas terkait. "Ini mau kita rapatkan. Barang kali ada orang tua pokoknya asal negeri tapi jaraknya jauh, ada kursi kosong. Ini contoh yang ada," jelas Ganjar.
Meski kekurangan siswa, Ganjar menegaskan tidak ada gelombang kedua untuk PPDB SMA 2019/2020. Kursi itu bisa jadi dibiarkan kosong tanpa ada siswa yang duduk di situ. "Enggak ada gelombang dua," tegas Ganjar.
(ALB)