Entih, 70, Ibu rumah tangga di desa tersebut mengaku, hampir seluruh keluarga dan dirinya terjangkit virus chikungunya sejak Mei 2019. Kedua anak, menantu, dan cucunya lumpuh mulai dari bawah pinggang, lengan tangan, dan hampir seluruh tubuh.
"Sejak lebaran sakitnya, tidak serentak satu keluarga kena," kata Entih, saat ditemui di rumahnya, RT 1 RW 1, Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 10 Juli 2019.
Baca: 80 Warga Desa Pasarean Bogor Terjangkit Chikungunya
Menurut Entih, sejak menderita chikungunya badannya tidak bisa bergerak. Sampai untuk ibadah pun dirinya tidak bisa berdiri.
"Parahnya lagi buang air pun tidak sanggup untuk melangkah ke kamar mandi alhasil saya sering ngompol," akunya.

Entih mengaku saat ini keadaannya telah membaik. Dokter telah memberikan obat nyeri untuk mengurangi rasa sakit.
"Dokter hanya memberikan obat pereda nyeri. Parahnya saat bulan puasa, saat kumat yang saya rasa gatel, demam, menggigil, nyeri-nyeri bahkan sampai tidak bisa berdiri," keluhnya.
Baca: Mengenal Penyakit Chikungunya
Pipin Lutfiah, 36, putri dari Entih mengatakan penyakit chikungunya yang diderita keluarganya hampir dirasakan oleh seluruh warga RT 1 RW 1, Desa Pasarean.
"Mei 2019 lalu, warga di sini mengalami gejala penyakit yang sama. Nyeri di seluruh badan, kami sudah ke dokter dan bidan terdekat, kata dokter tidak bisa diketahui sampai kapan penyakit ini sembuh, jadi hanya diberi obat pereda nyeri," jelasnya.
(ALB)