"Tidak ada alasan untuk mengambil nyawa seseorang yang akan melegitimasi kekerasan. Jelas bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan di tempat suci tidak menghormati nilai kemanusiaan, agama, atau moral," pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip Daily Sabah, Kamis.
Baca: Tiga Tewas dalam Serangan di Prancis, Salah Satu Korban Dipenggal.
Dilanjutkan dengan menyoroti bahwa sebagai negara yang memerangi berbagai jenis terorisme secara bersamaan, Turki bersolidaritas dengan penduduk Nice dan rakyat Prancis pada umumnya dalam perjuangannya melawan terorisme.
Polisi Prancis mengatakan pada Kamis bahwa tiga orang telah tewas dan beberapa lainnya cedera dalam serangan pisau di dekat sebuah gereja di kota Nice di Mediterania. Menurut laporan. seorang wanita dipenggal dalam serangan menggunakan pisau tersebut.
“Penyerang ditangkap setelah serangan dan dibawa ke rumah sakit terdekat setelah terluka selama penangkapannya. Dia diyakini bertindak sendiri,” sebut seorang pejabat polisi.
Wali Kota Nice Christian Estrosi mengatakan pelaku ditangkap oleh polisi. Dia menambahkan bahwa Presiden Emmanuel Macron akan segera tiba di Nice.
Alasan penyerangan itu tidak jelas. Itu terjadi ketika Prancis berada di bawah siaga tinggi untuk serangan teroris.
Baca: Pelaku Serangan di Nice Diyakini Bertindak Sendiri.
Majelis rendah parlemen menangguhkan debat tentang pembatasan virus baru dan mengheningkan cipta untuk para korban.
Insiden ini terjadi setelah sekitar seminggu lalu pemenggalan serupa berlangsung di Paris. Seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal tidak jauh dari sekolah tempat ia mengajar, setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada muridnya.
Tidak diketahui apakah kasus baru di Nice ini terkait dengan kartun tersebut yang dipublikasi oleh tabloid Charlie Hebdo.
(FJR)