Belum diketahui apakah kendaraan tersebut memang target serangan. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan.
Warga Niger menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan presiden putaran kedua pada Minggu, 21 Februari 2021. Pilpres ini dipandang sebagai proses pemindahan kekuasaan demokratis pertama di Niger sejak negara tersebut merdeka dari Prancis di tahun 1960.
Selain menewaskan tujuh orang, ledakan di Tillaberi juga melukai tiga staf pemilu Niger.
"Kala itu para petugas pergi untuk menaruh kotak-kotak suara dan mengantarkan staf ke TPS," kata Harouna Mounkaila, seorang pejabat komisi elektoral Niger, dikutip dari laman BBC.
Baca: Korban Tewas Serangan Militan di Niger Jadi 100 Orang
Partai milik Mohamed Bazoum, mantan menteri luar negeri dan dalam negeri Niger, mengamankan 40 persen suara di pilpres putaran pertama. Ia dipandang sebagai tokoh favorit dalam pilpres Niger.
Rivalnya adalah mantan presiden Mahamane Ousmane, yang hanya meraih 17 persen suara di putaran pertama. Ia melaju dalam pilpres dengan didukung beberapa partai kecil.
Presiden Niger Mahamadou Issoufou turun dari jabatannya setelah berkuasa selama 10 tahun di dua periode.
Niger adalah salah satu negara termiskin di dunia yang menghadapi ancaman keamanan dari sejumlah grup militan di kawasan Sahel Afrika.
(WIL)