Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, Tepi Barat akan berada di bawah lockdown berskala penuh sepanjang akhir pekan.
Dilansir dari laman Asharq al-Awsat pada Selasa, 24 November 2020, ia juga mengumumkan bahwa aturan jam malam diberlakukan mulai pukul 19.00 hingga 06.00 selama hari kerja dari Senin hingga Jumat.
Selama lockdown ini, semua tempat usaha non-esensial di Tepi Barat wajib ditutup.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lebih dari 3.000 kasus covid-19 di Tepi Barat dalam sepekan terakhir. Tambahan tersebut menjadikan total infeksi covid-19 di Tepi Barat mencapai lebih dari 84 ribu sejak awal pandemi.
Menurut data Kemenkes Palestina, setidaknya 174 warga telah meninggal akibat covid-19.
Selain di Tepi Barat, jumlah kasus harian covid-19 di Jalur Gaza juga memperlihatkan tren meningkat. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat ada tambahan 891 infeksi baru covid-19 dalam 24 jam terakhir hingga Sabtu kemarin.
Kemenkes Gaza tidak merilis data mengenai berapa banyak pasien covid-19 yang dipasangi alat ventilator. Namun menurut estimasi kasar, sekitar 40 hingga 50 persen ventilator di Gaza sedang digunakan pasien covid-19.
"Situasi di sini begitu kritis dan tidak diragukan lagi Jalur Gaza membutuhkan intervensi pihak luar dalam hal medis dan kemanusiaan," ujar anggota dari sistem kesehatan di Gaza kepada kantor berita Haaretz.
Baca: Kasus Covid-19 di Gaza Melonjak, Harus Lockdown?
(WIL)