"Pemberitaan tersebut sama sekali tidak benar dan tidak berdasar. Inisiatif peresmian jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi datang langsung dari Pemimpin UEA, dan tidak disebabkan atau didahului dengan adanya kesepakatan tertentu, apalagi barter atau tukar lahan di Kalimantan," kata Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Abu Dhabi, Nur Ibrahim kepada Medcom.id, Minggu, 25 Oktober 2020.
KBRI Abu Dhabi, kata dia, menyesalkan adanya pihak-pihak yang menyebarkan berita dan informasi semacam itu.
"Perlu kami tambahkan, penamaan jalan dengan menggunakan nama kepala negara atau pemerintahan negara sahabat oleh Pemerintah UEA bukanlah hal baru," imbuhnya.
Sebelumnya sudah pernah dilakukan penamaan jalan King Abdullah bin Abdulaziz Al Saud dan King Salman bin Abdulaziz Al Saud yang merupakan Raja Arab Saudi di UEA.
Menurutnya, nama Presiden Joko Widodo diabadikan sebagai jalan dan nama sebuah Masjid di lingkungan kawasan diplomatik merupakan sesuatu yang membanggakan Indonesia. Ia menambahkan hal tersebut akan berdampak positif dalam upaya mengokohkan hubungan bilateral kedua negara yg saat ini sedang erat-eratnya.
Untuk masjid sendiri, baru akan dibangun dan target selesai sebelum bulan Ramadan 2022.
"KBRI mengimbau kepada semua pihak agar tidak sembarang memberikan pernyataan, menafsirkan, dan atau menarik kesimpulan atas informasi penamaan jalan dan pembangunan masjid di atas berdasarkan asumsi pribadi yang tidak berlandaskan fakta," pungkas dia.
Peresmian jalan Presiden Joko Widodo di UEA dilaksanakan pada Senin, 19 Oktober 2020 lalu.
Baca: Jokowi Jadi Nama Jalan Perlihatkan Kemesraan Indonesia-UEA
(WIL)