"Selama mereka tahan tubuh tentara kami, mereka dapat menangani sendiri bahkan bantuan kemanusiaan," kata Shaked di saluran berita Israel Kan 11, merujuk pada otoritas pimpinan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza.
Baca: Gaza Terima 20 Ribu Vaksin Sputnik V dari Uni Emirat Arab.
Hamas memegang mayat dua tentara Israel yang tewas selama operasi militer Israel yang diluncurkan di Jalur Gaza pada 2014. Selain itu Hamas menangkap dua orang Israel lainnya pada September 2014 dan satu lagi pada tahun 2015.
"Ini memalukan dan memalukan bahwa kami mentransfer vaksin ke Gaza, selama tentara kami dan warga kami ditahan di sana," kata Shaked kepada Kan 11, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa 23 Februari 2021.
Dia tidak mengomentari laporan media tentang Israel yang membeli vaksin Sputnik V covid-19 Rusia dalam jumlah yang tidak diketahui untuk digunakan di Suriah, sebagai imbalan atas pembebasan seorang wanita Israel yang telah melintasi perbatasan ke negara tetangga yang dilanda perang.
Shaked mengatakan bahwa ada perintah bungkam resmi tentang masalah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan ini pada Sabtu malam. Dia mengatakan bahwa vaksin covid-19 Israel bukan bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan (perempuan) dengan Suriah.
"Tidak ada satu pun vaksin covid-19 Israel yang cocok untuk masalah itu," kata Netanyahu ketika ditanya tentang "kesepakatan rahasia" untuk membebaskan perempuan Israel itu.
"Kami membawa kembali perempuan muda itu dan saya berterima kasih kepada Presiden (Vladimir) Putin untuk ini, tetapi saya menghormati permintaan Rusia untuk tidak mengatakan apa-apa lagi," kata Netanyahu.