Pertemuan di Doha akan menjadi yang pertama antara AS dan Taliban sejak jatuhnya Kabul pada 15 Agustus. Diskusi tatap muka ini akan berlangsung mulai hari ini hingga Minggu besok.
 
Selain soal ISIS, AS dan Taliban akan mendiskusikan beragam isu seputar Afghanistan, termasuk kelanjutan pembukaan akses keluar masuk bagi semua orang.
Juru bicara kantor politik Taliban, Suhail Shaheen, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membuka kesempatan bekerja sama dengan AS dalam mengatasi grup afiliasi ISIS yang terus beraksi di Afghanistan.
ISIS di Afghanistan telah mengklaim sejumlah serangan, termasuk bom bunuh diri yang menewaskan 46 orang di sebuah masjid di kota Kunduz pada Jumat kemarin.
"Kami bisa menghadapi Daesh secara independen," tutur Shaheen, dikutip dari The Washington Post. Daesh adalah akronim ISIS dalam Bahasa Arab.
Baca: ISIS Klaim Ledakan Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan
Mulai di Afghanistan timur pada 2014, grup afiliasi ISIS di terus melancarkan serangan ke sejumlah wilayah, terutama yang dihuni etnis minoritas atau penganut aliran Muslim Syiah.
Meski sama-sama kelompok beraliran Muslim Sunni, Taliban dan ISIS memiliki pandangan dan ideologi yang berbeda sehingga sering terlibat perselisihan.
Sementara itu di Pakistan, diskusi seputar isu Afghanistan juga berlangsung antara beberapa pejabat negara dan Deputi Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman. Sebelumnya, Pakistan meminta AS untuk berkomunikasi dengan Taliban dan mencairkan aset-aset beku bernilai miliaran dolar demi mencegah terjadinya krisis ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan.
(WIL)