Seremoni penandatanganan formal perjanjian damai dijadwalkan berlangsung di Juba, Sudan Selatan, pada hari ini, Senin 31 Agustus 2020. Sejak 2019, Sudan Selatan memediasi negosiasi damai di negara tetangganya itu.
"Sejumlah pejabat senior pemerintah dan para petinggi pemberontak sudah menandatangani protokol awal untuk bidang keamanan dan beberapa isu lainnya," tulis laporan kantor berita Suna pada Minggu 30 Agustus.
Namun hingga kini masih ada dua kelompok pemberontak Sudan yang menolak ikut serta dalam perjanjian damai.
Perjanjian final meliputi isu keamanan, kepemilikan lahan, keadilan transisi, pembagian kekuasaan, dan kepulangan warga yang melarikan diri dari rumah mereka akibat perang.
Selain itu, perjanjian juga menyerukan pembubaran pasukan pemberontak dan mengintegrasikan para anggotanya ke jajaran militer nasional Sudan.
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan beberapa menteri telah terbang ke Juba pada Minggu kemarin. Di sana, mereka disambut Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.
PM Hamdok mengatakan, perjanjian damai ini terwujud lebih lama dari estimasi awal, setelah pertama kali disepakati pada September 2019.
"Dalam deklarasi pada September tahun lalu, semua orang berharap penandatanganannya dapat terjadi dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan ke depan," ucapnya, dilansir dari The National.
"Namun ternyata masalahnya cukup kompleks. Tapi kini kita sudah bisa menyepakati perjanjian damai, dan ini adalah awal dari proses membangun perdamaian," sambung PM Hamdok.
(WIL)