Jika digabung dengan bentrokan lain di Sudan sejak tiga pekan terakhir, angka korban tewas telah menyentuh kisaran 100.
 
"Kekerasan dimulai dengan pertengkaran dan berujung pada pembunuhan enam orang pada Sabtu lalu. Setelah itu, bentrokan lain pecah dan menewaskan lebih dari 40 orang," kata Gubernur Darfur Barat, Khamis Abdallah, dilansir dari Mehr News, Selasa, 7 Desember 2021.
Komite Dokter Sudan, sebuah serikat independen, mengatakan bahwa 48 orang yang tewas di daerah Krink di Darfur mengalami luka tembak. Krink berjarak sekitar 80 kilometer dari ibu kota negara bagian El Geneina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, 50 orang di Sudan tewas sepanjang bulan lalu dalam serangkaian pertempuran. Lebih dari seribu rumah juga dibakar dalam periode yang sama.
Rentetan kekerasan di Sudan pecah pada 17 November antara kelompok penggembala Arab di pegunungan Jebel Moon dekat perbatasan negara tetangga, Chad.
Sementara bentrokan di Darfur dimulai ketika pemberontak dari komunitas etnis Afrika Tengah dan Sub-Sahara mencoba melawan pasukan pemerintah pada 2003.
Para pemberontak ini mengaku geram dengan sepak terjang pemerintah pusat di Khartoum yang dinilai bertindak represif terhadap etnis tertentu.
Baca: Rangkaian Aksi Kekerasan di Darfur Sudan Tewaskan 83 Orang
(WIL)