Komandan yang tak disebutkan namanya itu dikabarkan tewas dalam serangan pesawat tanpa awak (drone) di perbatasan Suriah-Irak pada Minggu malam. Kematian ini, jika terkonfirmasi, terjadi hanya dua hari usai terjadinya pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir ternama asal Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
"Kami belum menerima laporan apapun mengenai hal ini. Sepertinya itu adalah berita palsu," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan, dilansir dari laman Xinhua pada Rabu, 2 Desember 2020.
Senin kemarin, media Irak merilis berita mengenai kematian seorang komandan IRGC dan tiga pengawalnya. Mereka dikabarkan tewas usai mobil mereka terkena serangan drone di sekitar perbatasan Suriah-Irak.
Drone melancarkan serangan usai komandan senior IRGC itu memasuki Suriah via perlintasan perbatasan Al Qaim dari Irak. Terdapat pula beberapa laporan bahwa keempat korban tewas telah dibawa ke sebuah rumah sakit di Baghdad, Irak.
Jumat kemarin, Iran marah besar usai ilmuwan nuklir mereka, Mohsen Fakhrizadeh, tewas diserang di kota Absard. Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut.
Berbicara dalam prosesi pemakaman Fakhrizadeh pada Senin, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami mengatakan, kejahatan yang menimpa ilmuwan ternama itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Baca: Usai Ilmuwan Nuklir, Giliran Komandan Iran Tewas Diserang Drone
(WIL)