"Sekarang tinggal menyelesaikan masalah logistiknya saja," kata Pangeran Faisal, dilansir dari laman The National pada Minggu, 17 Januari 2021.
Dalam konferensi pers dengan Menlu Yordania Ayman Safadi di Riyadh, Pangeran Faisal mengatakan hubungan diplomatik berskala penuh dengan Qatar akan berlanjut seperti biasa.
Baca: Arab Saudi Pulihkan Sepenuhnya Hubungan Diplomatik dengan Qatar
Pada 2017, Arab Saudi dan tiga negara sekutunya -- Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir -- memberlakukan embargo kepada Qatar. Keempatnya menuduh Qatar mendukung terorisme dan mengintervensi urusan dalam negeri sejumlah negara tetangga.
Qatar membantah keras tuduhan tersebut, baik yang terkait terorisme maupun intervensi urusan dalam negeri negara lain.
Pada 5 Januari, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim di Konferensi ke-41 Tingkat Tinggi Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Di sana, para peserta KTT menandatangani deklaasi Al Ula untuk memperbaiki hubungan antar negara di kawasan.
Deklarasi Al Ula merupakan hasil dari upaya mediasi beberapa negara Teluk dalam mengakhiri kisruh diplomatik Qatar. Embargo terhadap Qatar telah dicabut, dan keempat negara telah membuka kembali perbatasan darat, laut, dan udaranya.
Kepada Menlu Saudi, Safadi menyambut baik berakhirnya kisruh diplomatik Qatar. Ia mengatakan bahwa kerja sama negara-negara Teluk merupakan hal penting bagi kesejahteraan kawasan.
"Kami ingin mengembangkan hubungan dengan GCC di bidang keamanan, politik, dan ekonomi," tutur Safadi.
(WIL)