Aksi kekerasan sporadis sekelompok milisi di Darfur, terutama di kota El Geneina, juga melukai 160 warga.
Dikutip dari laman DW, aksi kekerasan dipicu perkelahian antar dua penghuni sebuah kamp orang telantar. Salah satu dari mereka, yakni seorang pria dari suku Arab Rizeigat, ditusuk hingga tewas.
"Milisi bersenjata memanfaatkan insiden tersebut dan menyerang El Geneina dari segala sisi," kata sebuah grup hak asasi manusia, Darfur Bar Association.
Sudan telah memberlakukan aturan jam malam di Darfur Barat. Menurut laporan beberapa media, orang-orang yang melarikan diri dari kamp El Geneina tetap menjadi sasaran tembak sekelompok milisi.
Sebuah serikat dokter di Sudan "menyerukan pengamanan fasilitas kesehatan" dan akses transportasi untuk membantu tenaga medis dalam menolong mereka yang terluka. Selain di El Geneina, sekelompok milisi juga menyerang kamp Abu Zar pada Minggu pagi.
Sejumlah aksi kekerasan terjadi hanya beberapa pekan usai Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengumumkan penarikan misi penjaga perdamaian UNAMID dari kawasan. UNAMID adalah misi gabungan antara DK PBB dan Uni Afrika.
Kepergian pasukan penjaga perdamaian PBB di Sudan terjadi 13 tahun usai UNAMID dibentuk. Warga lokal memprotes langkah tersebut, khawatir aksi kekerasan akan kembali meningkat saat tidak adanya pasukan penjaga perdamaian PBB.
Sudan sedang berjalan dalam koridor menuju demokrasi usai tergulingnya tokoh diktator Omar al-Bashir dalam pemberontakan.
Baca: Presiden Sudan Mengundurkan Diri
Sabtu kemarin, otoritas Sudan memberlakukan jam malam, menutup semua pasar dan juga perkumpulan publik. Pemerintah pusat Sudan di Khartoum juga mengerahkan sebuah delegasi pejabat, termasuk jajaran jaksa, untuk mencoba memulihkan situasi di kawasan.
Pecahnya rangkaian aksi kekerasan terbaru mempertanyakan kemampuan pemerintah transisi Sudan dalam menstabilkan negara, terutama untuk wilayah Darfur.
(WIL)