Sheikh Ekrima Sabri, seorang pengkhotbah di Masjid Al-Aqsa, mengecam kartun Nabi Muhammad buatan Charlie Hebdo dan juga sikap Macron yang membela karikatur kontroversial tersebut.
"Presiden Prancis telah mendeklarasikan sikap bermusuhannya terhadap Muslim di seluruh dunia," kata Sabri, dilansir dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 31 Oktober 2020.
Usai Salat Jumat, ribuan warga Palestina berkumpul di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka membawa sejumlah spanduk dan plakat yang menyerukan boikot produk-produk Prancis.
Sebelumnya pada bulan ini, Macron mendeskripsikan Islam sebagai "agama yang sedang berada dalam krisis." Ia juga mengumumkan rencana untuk memperketat berbagai aturan dan pengawasan terhadap masjid-masjid di Prancis demi meredam ekstremisme.
Komunitas Muslim di Prancis menuduh Macron berusaha meredam agama Islam dan melegitimasi Islamofobia di negara tersebut.
Turki juga mengecam sikap Macron terhadap Muslim dan Islam. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan pernah menyarankan Macron untuk menjalani "pemeriksaan mental" atas sikapnya terhadap Islam.
Kartun Nabi Muhammad telah memicu kontroversi luas, yang juga berujung pada aksi terorisme. Seorang guru bernama Samuel Paty telah dipenggal pengungsi asal Chechnya usai memperlihatkan kartun tersebut di pelajaran kebebasan berekspresi.
Macron mengecam keras pemenggalan tersebut, sembari menegaskan Prancis akan tetap membela kartun-kartun seperti itu di bawah nilai kebebasan berekspresi.
Aksi teror lain terjadi di kota Nice. Seorang pria asal Tunisia menikam tiga orang hingga tewas di sebuah gereja di kota tersebut. Otoritas Prancis mengaitkan penikaman tersebut terkait dengan "ekstremisme Islam" di tengah kontroversi kartun Nabi Muhammad.
Baca: Tiga Tewas dalam Serangan di Prancis, Salah Satu Korban Dipenggal
(WIL)